
Webinar PKM Pelatihan JLPT N4 “Simulasi dan Pembahasan Soal Moji-Goi dan Bunpou”
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) merupakan salah satu butir dari tiga isi dari Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu (1) Pendidikan dan Pengajaran, (2) Penelitian dan Pengembangan, dan (3) Pengabdian Kepada Masyarakat. Seluruh sivitas akademika bertanggung jawab atas terlaksananya semua butir yang terkandung di dalam Tridharma tersebut. PKM merupakan salah satu kegiatan yang menjadi ajang berbaurnya sivitas akademika dengan turun langsung ke masyarakat melalui program-program sesuai dengan keilmuan yang sedang dituntut mahasiswa. Diharapkan ilmu dan pengetahuan yang dituntut di kampus dapat dibagi dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Tim PKM Program Studi Sastra Jepang STBA-JIA kali ini bekerja sama dengan Lembaga Bahasa Nihongo Course menyelenggarakan kegiatan tersebut dalam bentuk webinar dengan berfokus pada peningkatan kompetensi Bahasa Jepang untuk Uji Kemampuan Bahasa Jepang. Judul yang diangkat adalah “Simulasi Ujian dan Kupas Tuntas Soal N4” yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta yang berminat untuk mengikuti uji kemampuan tersebut. Webinar yang berlangsung selama dua hari, tanggal 21-22 Juni 2023 mengusung dua tema utama yaitu (1) Moji-goi dan Bunpou, dan (2) Dokkai dan Choukai yang setara dengan level 4 Japanese Language Proficiency Test (JLPT). JLPT merupakan ujian kemampuan berbahasa Jepang yang dikhususkan bagi penutur asing Bahasa Jepang yang diselenggarakan dua kali setahun, setiap bulan Juli dan Desember. Terdapat 5 level untuk pengukuran kemampuan berbahasa Jepang, yaitu N1, N2, N3, N4, dan N5. Level terendah adalah N5 dan level tertinggi adalah N1. Kelima level tersebut memiliki persyaratan tertentu yang berbeda pada setiap levelnya. Katagori yang diujikan dalam JLPT meliputi, (1) Moji-goi (penguasaan kosakata dan kanji); (2) Bunpou-Dokkai (kemampuan gramatika dan pemahaman bacaan; dan (3) Choukai (kemampuan menyimak Bahasa lisan).
Terkait dengan kondisi tersebut, tim PKM dari Prodi Sastra Jepang STBA-JIA melihat kesempatan untuk mengadakan pelatihan bagi mereka yang ingin dan akan mengikuti JLPT, khususnya siswa siswi Lembaga Bahasa Nihongo Course. Materi pertama mengenai moji-goi, yang meliputi pemahaman dan penguasaan tentang kanji dan kosa kata bahasa Jepang setara level N4. Peserta diberikan penjelasan singkat untuk dapat memahami materi kemudian trik atau strategi dalam menjawab soal-soal. Karena, dalam menjawab soal JLPT tidak hanya kemampuan akademik saja yang dibutuhkan namun juga strategi terkait waktu agar cukup dalam pengerjaannya. Sedangkan untuk materi Bunpou penekanannya adalah kemampuan tata Bahasa Jepang yang cakupannya cukup luas. Untuk memahami tata Bahasa Jepang, siswa harus juga memahami struktur kalimat yang berbeda dengan Bahasa Indonesia, penggunaan partikel yang beragam jenisnya, menguasai kanji dan maknanya, dan lain sebagainya. Semua hal tersebut berusaha dikupas dan diberikan simulasinya agar target lulus yang diinginkan peserta dapat tercapai.
Pemaparan dan simulasi tentang Moji-goi disampaikan oleh Bapak Dr. Rainhard Oliver, H.W., M.Pd, selaku pemateri pertama. Pertam-tama, beliau menjelaskan tentang JLPT khususnya Moji-goi N4 untuk membuka cakrawala peserta dan menyegarkan kembali ingatan tentang pelajaran yang pernah didapat oleh peserta, terutama kanji dan kosa kata Bahasa Jepang. Memancing peserta untuk membaca kalimat-kalimat yang terdiri dari kanji dan kosa kata N4. Kemudian dilanjut diskusi singkat tentang pemahaman dan penguasaan kanji secara umum. Setelah itu perserta diberi 9 soal Moji-goi melalui google form, dengan waktu pengerjaan selama 10 menit. Setelah selesai dan dikumpulkan, pemateri menjelaskan jawaban setiap butir serta alasan dari jawaban yang benar. Simulasi berlangsung seru karena antusiasme peserta yang penasaran tentang jawaban mereka, yaitu mengapa salah menjawab, atau apakah jawaban benar yang diberikan sudah sesuai dengan alasan gramatikalnya. Artinya, tidak hanya sekedar asal memilih jawaban.
Pemateri kedua adalah Ibu Rosi Novisa Syarani, M.Pd, yang memaparkan tentang bentuk soal Bunpou dan permasalahannya. Sebelum masuk pada materi pokok, beliau terlebih dahulu menjelaskan tentang Bunpou Bahasa Jepang, khususnya level N4. Masalah Bunpou sangat kompleks, karena semua komponen Bahasa Jepang terkandung di dalamnya, seperti kosa kata, kanji, partikel, dan beragam pola kalimat yang membentuk kalimat Bahasa Jepang. Selanjutnya, pemateri melakukan simulasi soal yang dibagikan melalui google form. Materi soal terdiri dari 4 bagian sesuai dengan tipe soal dengan jumlah soal sebanyak 9 butir dan waktu pengerjaan selama 10 menit. Semua pertanyaan disajikan dalam pilihan ganda. Bagian pertama, merupakan isian untuk melengkapi kalimat dengan bentuk kata dan pola kalimat yang tepat. Bagian kedua, peserta harus Menyusun kalimat acak menjadi kalimat yang tepat, kemudian memilih kosa kata yang benar untuk diisikan pada bagian yang bertanda ‘bintang’. Soal bagian terakhir berbentuk teks wacana rumpang. Untuk soal model ini, peserta harus memilih jawaban yang tepat untuk melengkapi teks wacana yang ada. Selama pembahasan soal kembali terlihat animo peserta untuk mengetahui kebenaran jawaban mereka dengan alasan yang tepat, lalu mengapa terjadi kesalahan agar tidak terulang kembali.
Dari angket yang diberikan kepada peserta di akhir acara, dapat disimpulkan bahwa webinar ini mendapat respon sangat positif dari semua peserta. Sekitar 65,2% peserta menjawab bahwa kegiatan ini ‘sangat bermanfaat’, 30,4% peserta menjawab kegiatan ini ‘bermanfaat’, dan sisanya sebanyak 4,4% menjawab ‘cukup bermanfaat’. Tidak ditemukan peserta yang menjawab ‘kurang bermanfaat’ atau ‘tidak bermanfaat’ dari angket yang diberikan. Dengan kata lain, bahwa webinar jenis ini memang sangat dibutuhkan masyarakat, khusus bagi mereka yang mempunyai minat terhadap Bahasa Jepang dan ingin mengukur kemampuan Bahasa Jepangnya.
Selain angket, kesan terbuka yang diserap dari peserta adalah, (1) webinar ini menyenangkan dan keren; (2) webinar ini membantu peserta untuk mempersiapkan diri mengikuti JLPT N4; (3) peserta terbantu karena mendapatkan tips dan trik dalam mengerjakan soal moji-goi dan bunpou; (4) menambah ilmu dan lain-lain. Adapun saran-saran yang disampaikan peserta untuk perbaikan tim PKM selanjutnya adalah, (1) alokasi waktu sebaiknya lebih lama dan pagi hari; (2) agar mengadakan webinar gratis secara berkala; (3) pembahasan materi secara mendalam; (4) mengadakan webinar juga untuk semua level; (5) menegur peserta yang tidak mematikan mikrofon ketika pemateri sedang melakukan pemaparan; (6) penyebaran wilayah informasi lebih diperluas, dan lain-lain.
Dengan demikian, berdasarkan angket dapat disimpulkan bahwa kegiatan webinar ini sangat bermanfaat bagi peserta dan dapat dilaksanakan secara berkala. Bagi tim PKM, hasil angket memberikan motivasi lebih untuk dapat menjangkau lebih jauh, baik dari hal kedalaman dan keluasan materi, juga sebaran informasi.